Kamis, 03 Januari 2013

cara refresh canon ip 1800


Cara singkat Mengatasi dan Memperbaiki Canon IP 1880/1800 Blink dan Reset Waste Ink Absorber Full.

Reset Waste Ink Absorber Full Pada Printer Canon IP1880 yang biasanya terjadi blinking pada periode tertentu, pada saat selesai refill maupun pada quantity dan kapasitas cetak tertentu

Cepat atau lambat buat para pemakai printer Canon IP 1880 pasti akan mengalami hal seperti ini Ink Absorber Is Full yang ditandai dengan munculnya gambar printer dengan tinta meluber kemana-mana dan ditandai juga dengan lampu printer berwarna orange nyala kedip-kedip. Berikut cara memperbaiki printer canon serta mengatasi dan Reset Waste Ink Absorber Full Pada Printer Canon IP1880 :

Langkah-1 : Download ip 1800/1880 reset tool.

Langkah-2 : Cabut kabel power printer. Kemudian tahan tombol power, sambil pasang kabel power ke arus listrik, tekan tombol resume satu kali (tombol powernya masih tetap ditekan) baru lepas tombol powernya, sampai proses ini printer akan normal, sudah bisa digunakan untuk mencetak.

Akan tetapi waste ink absorber is full akan muncul lagi apabila belum di reset. Dalam kondisi normal seperti itu silahkan buka program ip tool 1880, pilih usb portnya, lalu klik Device id, di menu clear waste ink counter kawan klik main, lalu platen, selanjutnya klik cleaning dan eeprom counter (dicentang) trus klik test pattern1. (jangan lupa masukan dulu kertasnya). setelah selesai matikan printernya terlebih dahulu dan kemudian nyalakan lagi.

Selamat Mencoba, semoga keberuntungan ada ditangan anda, soalnya Reset Waste Ink Absorber Full Pada Printer Canon IP1880 tidak selalu berhasil dan tokcer hanya dengan satu teknik saja dan butuh pro-active tentunya dengan prosedur teknis yang tepat dan tidak spekulatif, terutama jika Cartridge anda benar-benar blinking karena nozle rusak / boardnya kena eeprom ic nya. Tapi pada kebanyakan kasus blinking cara dan Reset Waste Ink Absorber Full Pada Printer Canon IP1880 bisa berhasil. Semoga bisa bermanfaat.

Rabu, 19 Desember 2012

bukti kemampuan kopasus

DEN 81 gultor

Ketangguhan detasemen khusus TNI, ketangguhannya sudah teruji ketika Kopassandha

(Kopassus) mampu membebaskan pembajakan pesawat Garuda Indonesia DC-9 yang dilakukan oleh lima teroris yang dipimpin Imran Bin Muhammad Zein, pada 28 Maret 1981, di Bangkok, Thailand. Operasi Grup-1 Para-Komando di bawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan itu mampu membebaskan pesawat itu setelah disandera selama empat lewat serbuan kilat.

dan sampai sekarang masih menjadi misteri taktik yang digunakan prajurit kopasus tsb utuk masuk dalam pesawat pada saat diudara

Dari kesuksesan dalam pembebasan Operasi Woyla itu menempatkan Kopassus setara

dengan pasukan elit lainnya seperti Delta Force (Amerika Serikat), SAS (Inggris), dan Spetsnaz (Rusia). Tentu tugas detasemen-detasemen khusus Indonesia tidak selesai atau tidak melakukan apa-apa ketika tidak ada peristiwa pembajakan atau peristiwa sejenis. Saat ini dan ke depan pasti ada kejadian serupa yang membuat keahlian detasemen khusus harus terus teruji dan mampu menanggulangi. Kesuksesan Kopassus tidak berhenti di situ, dalam operasi pembebasan sandera Mapenduma, tahun 1996, pasukan khusus yang saat itu dipimpin Prabowo Subianto juga mampu membebaskan tim Ekspedisi Lorentz dari OPM.

Dalam penyanderaan kapal Sinar Kudus, sebenarnya menjadi peluang untuk membuktikan ketangguhan-ketangguhan detasemen khusus di Indonesia yang selama ini giat melakukan latihan. Namun sayangnya, disebut ketika operasi digelar, Kapal Sinar Kudus sudah tidak berada di tengah laut namun sudah ditarik ke sarang perompak, sehingga ada kekhawatiran timbul korban ketika operasi militer tetap digelar. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan perompak telah melabuhkan kapal MV Sinar Kudus ke pantai yang dikuasai gerombolan perompak. Sehingga posisi yang demikian menurut Agus Suhartono lebih sulit daripada di tengah laut.

Namun mantan KSAL Laksamana (Purn) Bernard Ken Sondakh mengatakan penangkapan perompak di lautan sangat sulit dilakukan. Untuk itu yang diperlukan mengamati gerak-gerik perompak tersebut sampai mengetahui di mana sarangnya. Jadi tidak kejar di laut, tapi sergap di darat

semata atas keterlambatan operasi militer. Keterlambatan ini bisa jadi karena pemerintah bisa dikatakan lamban, sehingga operasi menjadi terlambat, dan lebih memilih menempuh opsi membayar tebusan dengan alasan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Menebus dengan uang dirasa lebih aman daripada melakukan operasi militer yang penuh dengan resiko.

Dan cara itu berhasil, buktinya disebut perompak sudah membebaskan awak Kapal Sinar Kudus. Cara seperti itu syah-syah saja, bisa dikatakan itu merupakan bagian dari diplomasi, namun cara seperti itu semakin menyuburkan perompakan di wilayah perairan Teluk Aden, Laut India, dan Perairan Somalia. Langkah seperti ini pernah dilakukan oleh pemilik kapal berbendera Jerman, Arab Saudi, Singapura, dan Yunani. Mereka membayar tebusan karena negara kaya, lha kita bagaimana? Dengan cara seperti itu, maka target dan tujuan dari perompak Somalia tercapai, yakni memperoleh uang dari hasil kegiatannya itu.

Sebenarnya kita yakin Detasemen 81 Kopasus TNI AD, Detasemen Jala Mangkara Korps

Marinir TNI AL, dan Detasemen Bravo TNI AU, mampu melakukan hal itu. Para komando

mereka pun menyatakan siap jika menggelar operasi militer. Bukankah detasemen-detasemen itu sering melakukan pelatihan pembebasan pembajakan di berbagai tempat seperti kapal terbang, kereta api, kapal laut, dan fasilitas umum.

Bila kita tidak memberi kesempatan detasemen-detasemen khusus yang ada untuk

menggelar operasi militer, disebabkan karena kelambanan dalam bersikap, akan membuat

anggaran TNI menjadi membengkak. Mengapa membengkak? Karena detasemen-detasemen

Di sinilah maka pemerintah harus memberi kesempatan kepada detasemen khusus untuk berperan, dengan segera bertindak ketika ada pembajakan.

membuktikan keelitannya bila Presiden Soeharto dan Panglima ABRI, saat itu, tidak memberi kepercayaan kepadanya. Karena Soeharto dan Panglima ABRI memberi kepercayaan kepada Kopassus, maka pasukan elit itu terbukti tangguh di lapangan, tidak hanya tangguh saat pertunjukan atau tangguh ketika hanya melawan teroris kelas kampung.

Bila detasemen khusus berhasil dalam operasi pembebasan sandera kapal Sinar Kudus,

Sampai sekarang TNI tetap disegani didunia, banyak tentara-tentara elit negara maju berbondong-bondong datang dan latihan bersama dengan TNI.